Ini diambil dari kisah aku sendiri, kisah cintaku yang berakhir menyakitkan (hehe, lebeey dikit). Sebelumnya saya tidak pernah pacaran seperti ini, begitu mendalam (lebih dalam dari sumur, xixixi), seakan cintaku seluruhnya hanya untuk dia. Ini adalah ceritaku dengan pacarku yang ke-3 atau sekarang sih ‘bekas pacar’. (hehe Mikha Tambayong kalee).
Saat itu aku duduk di bangku SMA kelas 3 (XII). Pertama saya kenal dengan cowok itu (sebut saja si “N”) saat itu aku masih kelas 1 (X). Berawal dari telfon nyasar, lalu sms-an dan telfon2-an tapi hanya sebatas sahabat, sempat loss contact karena kartu aku ke-blokir dan nomor diapun tidak ada yang aktif. Dan akhirnya ketika aku kelas 2 (XII) semester II dia kembali dan mendapat nomorku dari teman satu desanya sekaligus saudara & teman sekelasku, dan dia pun ngajak aku ketemuan, dan kami pun janjian dan ketemu pada bulan Agustus 2009.
Aku sempat ngira yang macem-macem, aku kira setelah bertemu denganku dia akan pergi dariku dan mengganti nomornya lalu melupakanku begitu saja seperti kebanyakan cowok yang selalu pilih-pilih padahal kan ketemu tidak harus jadian?! Bener gak?! Tapi ternyata dia tidak begitu, dia tetap menjalin komunikasi denganku. Bahkan lebih dekat, dan setelah sekian lama komunikasi dan sering ketemu walaupun dia waktu itu sudah pindah rumahnya jadi agak jauh dan dia juga sering ke Jakarta karena emang dia kerja di Jakarta. Akhirnya dia mengungkapkan perasaannya padaku, sungguh aku sangat senang mendengarnya karena aku pun mempunyai perasaan yang sama jadi tidak bertepuk sebelah tangan, dan kami pun resmi jadian pada bulan Februari 2010.
Seiring dengan berjalannya waktu, kadang kami hubungan jarak jauh atau bahasa gaulnya long distance (hehe, Aura Kasih kallee), karena dia kerja di Jakarta dan rumahnya pun lumayan jauh, jadi waktu untuk bertemu agak jarang (mungkin cintanya berat diongkos kallee yahh?! Xixixi). Setelah sekian lama aku pacaran dengannya, kira-kira 6 bulan, aku merasa ada yang berbeda dengan dia! Feeling ku mengatakan ada yang berubah dari dia. Perilakunya pun berubah, kadang sms ga pernah d bls tp kalo ditanya pasti ada aja alasannya ya sibuklah, sibuk di sawah lah, sibuk jemur padi lah, ga punya pulsa lah, hp nya lowbatt lah, hp nya lagi d pinjem lah, dll. Kalo nelfon juga suka sebentar dan bilang nanti d telfon lagi tapi akhirnya nggak!
Tapi aku selalu berfikir positif mungkin memang dia lagi sibuk. Lalu ga berapa lama, teman dia (sebut saja si “O”, tapi bukan si Oo lho!) memberitahuku kalo si “N” punya cewek lagi disana dan ceweknya tuh masih SMA kelas 2, waktu itu aku sangat terpukul dan nangis semalaman tidak tidur, aku merasa jadi cewek paling bego. Kemudian aku minta kejujuran kepada dia tentang masalah itu, tapi dia tidak membenarkannya. Sampai dia menelfon saudaranya (sebut saja si “T”) yang dia anggap cewek yang dimaksud si “O”, dan akupun percaya saja karena memang aku tidak bisa membuktikannya, meskipun perasaanku masih ada yang aneh.
Setelah kejadian itu, dia jadi kembali perhatian lagi, sering sms dan nelfon bahkan dia juga tumben-tumbenan memberiku sebuah hadiah Bross yang cantik tapi sayang warnanya PINK!! Jadi ga pernah aku pakai. Dia juga sempat mengajak aku ke pasar malam (atau kalau disini sering disebut korsel, tapi bukan korea selatan lho! hehe) dan disana dia mentraktir aku untuk yang pertama kalinya sekaligus terakhir kali, dia membelikan dua martabak untukku.
Kemudian ga tau kenapa, aku dekat dengan si “O” sohibnya dia, si “O” itu sering nelfon dan sms, tapi ternyata dia ada maunya. Dia pengen dikenalin sama teman cewek ku, aku pun mengenalkannya ke (sebut saja si “A”) dan ga berapa lama mereka pun jadian, walaupun sebenarnya si “A” sudah punya pacar tapi si “O” tidak mengetahuinya. Setelah satu minggu jadian, ternyata si “O” ketauan “Bermain Api” dengan si “T” (saudaranya si “N”) di belakang si “A”, akhirnya si “O” pun diputuskan oleh si “A”. Meskipun si “O” sudah menyesali perbuatannya dan mengajak si “A” untuk balikan lagi, tapi si “A” tetap tidak mau.
Dan dari si “T” juga, aku mendengar kalo si dia (si “N”) ternyata pernah menjalin hubungan dengan (sebut saja si “U”) pernah putus nyambung gitu deeh, tapi dia tetap saja tidak mau mengakuinya. Kali ini aku tidak percaya, karena aku pernah lihat di akun fb milik si “U” ada foto ‘jelek’ dia di album fotonya, dan aku juga pernah melihat ada laporan terkirim di HP nya dia kepada si “U” dan panggilan keluar tapi setelah aku catat nomornya si “U” itu ternyata tidak aktif! Huhu menyedihkan. Karena kesal aku coba2 buka fb si “U” dengan kata sandi dr tanggal lahirnya ternyata benar! Aku pun mengacak-acak fb si “U”, habis d sms lwat fb ga d bales2, aku minta nomornya pun ga d kasih oleh dia dan si “T”. mungkin dengan cara aku mengacak-acak fb nya si “U” aku bisa berkomunikasi dengan dia, walaupun memang ga akan baik-baik.
Tapi sebelum itu terjadi, cowok ku minta putus walupun dia ngomongnya ini bukan putus dan dia beralasan ga bisa hubungan jarak jauh tapi bagiku sama saja putus! lalu aku pun tidak menolaknya, dan kami pun resmi putus pada bulan November 2010. Karena aku berfikir mungkin dia lebih memilih selingkuhannya dibandingkan aku. Trus juga ortu aku kurang setuju gitu aku berhubungan dengan dia, meskipun tidak bilang secara langsung tapi pandangannya berbeda seperti tidak mengijinkan kalo aku dekat dengan dia. Aku tau mungkin mereka menginginkan yang terbaik buat aku, tapi ya sudahlah mungkin memang bukan dia yang terbaik buat aku. Eh, padahal kalo difikir-fikir, apa sih kelebihan dia sampe dia bisa selingkuh?! Padahal ganteng pun nggak (yaahh kalo menurut aku, masih kalah sama si tukul juga,hehe) trus kaya juga nggak, trus apa yang bisa dia banggain?? Hihihi.
Tapi bagiku itu alasan yang sangat BODOH!!! Gimana enggak?! Kalo emang ga bisa hubungan jarak jauh, kenapa ga minta putus dari awal?! Fikir deh pake LOGIKA. Dia selalu menyuruhku untuk percaya pada dia meskipun dia jauh, jangan berfikir yang macam-macam dan aku melakukannya. Eh dia menjadikan itu alasan untuk putus denganku. Itu sih sama saja ‘menjilat ludah sendiri’.
Setelah itu, ga berapa lama ternyata memang benar! si “U” menghubungiku, tapi bukan sebagai dia tp sebagai musuhnya yang meminta kata sandi si “U” untuk menghancurkan si “U”. padahal aku sudah menduga kalo itu si “U”, aku menanyakan nomor itu pada si “N” (yang waktu itu sudah menjadi ‘bekas pacarku’) si “N” bilang sepertinya kenal dengan nomor itu, mungkin nomor si “U”. Lalu si “U” itu meminta kata sandi fb nya, dan aku pun memberikannya, lalu si “U” cepat-cepat mengganti kata sandinya, tapi aku ganti lagi tuh kata sandi dan ga aku kasih tau lagi. Dia pun marah-marah padaku, dan mencaci maki ku dengan kata-kata yang kasar (hikz..). tapi aku ga ngeladenin, kemudian dia membuat fb baru lagi di status nya pun semuanya cacian yang di tujukan kepadaku. Akupun protes atas semua status itu, masa aku dibilang perek?! Wahh parraahh.. lewat telfon, aku dan sodara aku pun menjelaskan tentang hubunganku dengan si “N” yang ternyata si “N” tuh selingkuh dengan si “U”, eh si “U” malah ngebelain si “N” dan bilang kalo aku tuh perusak hubungannya. Walaaahh padahal kan lebih dulu aku, ga mau kalah si “U” pun mengeluarkan kata-kata yang kasar termasuk nama binatang dan dia juga bilang kalo aku cewek matre (dimana cobaa letak ke-matre-an aku?!). Akhirnya ada cowok yang ikut nimbrung ngebantuin si “U”(katanya sih cowoknya), dan cowok itu pun agak sedikit mendinginkan suasana. Setelah itu, lewat sms si “U” minta maaf padaku atas status dia yg berisi cacian dan berjanji akan menghapusnya. Akhirnya si “U” sadar kalo dia sudah di-BEGO-in oleh si “N”, dan dia pun menjadi temanku. Dia juga menyuruhku untuk menutup fb nya yang udah aku ganti kata sandinya dan tidak membukanya lagi, aku pun menurutinya.
Tapi entah kenapa, sampai sekarang, rasanya aku masih belum bisa menerima kenyataan pahit ini dan sangat sulit untukku memaafkan pengkhianatan dia, mungkin karena luka itu terlalu dalam?! (Sumur kallee dalam…). Kalo teringat semua itu, aku tak bisa menahan air mata yang keluar dan membasahi pipi ini dan rasa sakit itu pun datang lagi. Aku ingin membuang dan melupakan semua tentangnya, mungkin labih baik aku tidak kenal lagi si “N”, aku juga ga mau ada satupun barang pemberian dia yang masih aku simpan, ingin aku buang atau ku kembalikan semua barang-barang itu dan mengganti semua biaya yang dia keluarkan saat masih berpacaran denganku, supaya dia malu sudah nyebut aku cewek matre ke selingkuhannya.
Begitulah kisah cintaku, yang ternyata dikhianati. Awalnya manis, dia seolah membawaku terbang ke langit ke-7, tapi akhirnya dia menjatuhkanku dan meninggalkanku ku demi wanita lain, tapi yang aku tidak habis piker kenapa sampe detik ini dia tidak mengakui kalo dia pernah menjalin hubungan dengan si “U”?! yang dia bias hanya ngeles, ngeles, dan ngeles (ckckck). Itulah yang membuatku jadi ga pernah serius menjalin hubungan dengan cowok. Setelah putus dengan si “N” aku pernah menjalin hubungan dengan (sebut saja si “I”) tapi itu ga lama, cuma sehari, hehe. Lalu aku pun menjalin hubungan dengan si “D”, itu pun ga lama, Cuma 2 minggu-an, awalnya dia minta macem-macem lewat telfon dan aku tidak mau, lalu pas malemnya dia minta putus lewat sms. Ternyata cowok tuh sama saja yah! Pacaran tuh Cuma pengen ‘enak’nya aja. Pas udah dapetin apa yang dia mau, langsung saja ditinggalkan dan dicampakkan begitu saja!! Rasanya sakiiit sekali! Kayaknya lebih baik aku ditinggal mati, daripada harus ditinggalkan dan dicampakkan untuk wanita lain.
Kalo dibilang trauma sih nggak, walau sebenarnya hati ini hancur, tapi aku selalu menutupi semua itu dengan keceriaanku dan yang pasti dengan selalu berfikir positif dan menjadikannya inspirasi hidupku sebagai pelajaran yang berharga untuk ke depannya nanti. Karena aku percaya akan adanya cinta, cinta itu akan datang pada saat yang tepat, mungkin sekarang belum tepat jadi aku lebih memilih untuk sendiri dulu. Cinta memang tidak selalu bersama jodoh, tapi jodoh selalu bersama cinta. Karena pacaran juga suka ‘kayak’ ga direstui gitu oleh ortu, yaah jadi lebih baik aku menutup hatiku untuk siapapun dan membiarkan diriku bebas dan gak terikat dengan siapapun. Meskipun ada beberapa orang yang mencoba mengetuk hatiku dan mencoba mewarnai hari-hariku, tapi maaf aku belum bisa membuka hatiku untuk kalian. Aku selalu takut kalo akhirnya malah mereka yang akan tersakiti karena ku.
Sekian dari saya, semoga kejadian yang saya alami atau mungkin yang lebih dari ini tidak terjadi pada kalian ladies… dan semoga kejadian ini tidak terulang di kehidupan saya di masa yang akan datang. (Amiin)
Apabila ada kesamaan nama, tempat, atau mungkin ceritanya, saya mohon maaf, karena ini tidak disengaja dan bukan keinginan saya juga. Untuk semua yang terlibat peran dalam cerita ini saya ucapkan terima kasih. Dan untuk para pembaca, mohon maaf bila terdapat banyak kekurangan, karena saya kan bukan seorang penulis yang handal. Hehehe…
Udah dulu yaa, pegel niih! Dan ngantuk bangeet.. sampai jumpaa!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar